Berapa UMR di Jepang?
UMR di Jepang akan tergantung oleh kota tempat Anda tinggal. Yang tinggal di Tokyo, tentu UMRnya akan lebih besar dari yang tinggal di Gifu.
Menurut artikel ini UMR di Tokyo adalah 1031 yen per jam per tahun 2020. Sedangkan di kota lain bahkan ada yang masih mematok UMR sebesar 800 yen per jam. Di Gifu sendiri tahun 2021 ini, UMR untuk pekerja sambilan (arubaito) rata-rata adalah 850 yen per jam. Lebih besar 100 yen dari terakhir tahun 2015 saya bekerja sambilan (750 yen/jam). Sedangkan untuk UMR rata-rata adalah 874 yen untuk tahun 2019 .
Saya harus menyampaikan permohonan maaf untuk penulis jawaban ini yang mengatakan bahwa kerja di Jepang sehari 18 jam dan ada yang hanya 3 hari kerja saja. Saya membantah jawaban tersebut.
Peraturan yang berlaku di Jepang
adalah untuk waktu kerja maksimal adalah 8 jam kerja dalam satu hari. Bukan 18
jam. Dengan waktu kerja maksimal per minggu adalah 48 jam. Jika seseorang
bekerja lebih dari waktu tersebut, maka perusahaan tempat dia bekerja akan
mendapatkan teguran dari pemerintah.
Dalam satu minggu, rata-rata
orang mempunyai 1 hari libur per minggunya ditambah satu atau 2 hari libur per
bulannya. Misalkan dalam kasus manager saya, dia bekerja senin hingga jumat,
namun dia harus masuk kerja pada 2 kali sabtu dalam satu bulan. Sedangkan saya
hanya bekerja dari senin hingga jumat saja.
Jika saya harus datang bekerja di
hari sabtu karena ada acara khusus yang mengharuskan saya harus datang, maka
saya akan terhitung lembung pada hari sabtu. Saya dapat gaji tambahan. Begitu
juga dengan karyawan di sebuah perusahaan yang harus pulang tengah malam karena
mempersiapkan sebuah acara atau produk tertentu, maka dia akan mendapatkan upah
lembur. Namun dewasa ini, pemerintah Jepang sudah mulai meminta perusahaan dan
institusi untuk tidak melakukan lembur. Namun hal ini tidak berlaku untuk
mahasiswa S-2 dan S-3, karena…..you know lah….
Khusus untuk orang asing yang
berstatus sebagai mahasiswa, kami ada pembatasan waktu untuk kerja sambilan.
Yaitu maksimal 28 jam dalam satu minggu. Jika kami mengambil kerja lebih dari
28 jam seminggu, ancamannya adalah deportasi tanpa ba bi bu.
Kembali kepada soalan UMR. Jika
kita menghitung UMR di Tokyo dikali dengan rata-rata jam kerja kebanyakan orang
di Jepang, yaitu 40 jam, maka hasilnya UMR Tokyo adalah 164.960 yen/bulan.
Sungguh sangat kecil sekali untuk hidup di Tokyo.
Sedangkan untuk UMR di Gifu
adalah 136.000 yen/bulan. Cukup untuk memenuhi kebutuhan satu orang jomblo di
Gifu. Dan per 2019, UMR rata-rata di Jepang akan menjadi 139.840 yen/bulan.
Tapi, apakah akan berlaku mutlak
seperti itu? Tidak, Alejandro.
Pemberian gaji atau upah akan
dilihat juga dari kecakapan dan tingkat pendidikan seseorang. UMR tersebut,
biasanya dibayarkan untuk para pekerja sambilan dan pekerja tamatan SMP/SMA.
- Baca juga:
- Malam Lailatul Qodar
Sejauh yang saya pahami (mohon
dikoreksi apabila informasi yang saya tahu ternyata salah), untuk tamatan S-1,
gaji rata-rata minimal yang diterima adalah sebesar 180.000 hingga 200.000
yen/bulan. Sedangkan untuk tamatan S-2, gaji rata-rata minimal yang diterima
berkisar dari 220.000 hingga 250.000 yen per bulan.
Dan untuk tamatan S-3, gaji
rata-rata minimal yang diterima akan berbeda tergantung di mana dia bekerja.
Jika bekerja di universitas dan memulai karir sebagai assistant professor
(sebutan untuk jenjang profesor muda, bukan asistennya profesor), maka gaji
pokok yang akan dia terima adalah sebesar 250.000 hingga 270.000 yen per bulan.
Semakin tinggi jenjang keprofesorannya, semakin naik gajinya, apalagi kalau
ditambah dari grant dan proyek.
Jika seorang tamatan S-3 lalu
mendapatkan postdoct atau assistant profesor (yang ini memang asistennya
profesor), maka rata-rata minimum gajinya adalah 300.000 yen/bulan (tergantung
labnya punya dana berapa, tapi biasanya akan sebesar itu. Untuk yang mendapat
program JSPS, besarannya sekitar 330.000 yen/bulan cmiiw).
Jika seorang tamatan S-3 bekerja
di sebuah perusahaan, di bagian Research and Development, di perusahaan seperti
Toyota, maka gaji pertamanya akan dimulai dari 450.000 yen/bulan (cmiiw).
UMR Jepang katanya termasuk kecil
untuk ukuran negara maju. Karena kebutuhannya juga sangat besar, terutama
kebutuhan akan papan alias tempat tinggal. Sehingga sempat ada demo dari
masyarakat untuk menaikkan UMR menjadi 1500 yen/jam (setara dengan gaji
rata-rata minimum lulusan S-2).
Dari pemahaman ini, dapat kita
simpulkan bahwa UMR di Jepang itu bersifat fleksibel, tergantung pada domisili
dan jenjang pendidikan karyawan tersebut, juga status si karyawan (mahasiswa
kerja sambilan atau pekerja penuh).
Semoga membantu memberikan
gambaran mengenai UMR di Jepang. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam
detailnya
No comments:
Post a Comment